[Review Jurnal] Preferensi Pangan pada Masyarakat Status Sosial Ekonomi - Bawah
Halo sobat pangan!
Hari ini aku mau bahas mengenai penelitian terkait preferensi pangan pada masyarakat status sosial ekonomi (SSE) bawah. Penelitian ini dilakukan di Kanada oleh Baumann, dkk. di tahun 2017 dengan judul penelitian "Understanding the food preferences of people of low socioeconomic status".
Analisis yang dilakukan mulai dari bagaimana mereka menentukan makanan yang menjadi makanan ideal mereka hingga bagaimana mereka memberikan alasan tentang preferensi makanan mereka. Sebuah studi AS tentang konsumsi makanan SSE bawah menemukan bahwa responden cenderung membeli makanan yang kurang sehat (menghindari makanan dengan biaya lebih tinggi) dan memprioritaskan konsumsi daging. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara SSE dan konsumsi makanan sangat kompleks dan menentang stereotip populer. Misalnya, makanan cepat saji dikonsumsi secara teratur oleh orang-orang dari seluruh spektrum kelas di Amerika Serikat, dan dalam beberapa penelitian, hal itu berhubungan positif dengan pendapatan. Sementara stereotip orang miskin yang tidak berpendidikan lebih memilih pilihan yang tidak sehat.
Sesuai dengan konsep Bourdieu mengenai selera akan kebutuhan, dalam penelitian ditemukan adanya hubungan antara keberlimpahan dengan jamuan makan pada responden SSE bawah. Responden banyak menggunakan kata-kata sifat seperti “besar” dan “banyak” untuk mendeskripsikan makanan yang diinginkan.
Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat dengan status sosial-ekonomi (SSE) bawah cenderung lebih memilih produk dengan merek tertentu. Contohnya, lebih dari seperempat responden dari kalangan SSE bawah memilih untuk membuat tamu mereka terkesan dengan menyajikan makanan dengan merek tertentu. Mereka akan memilih makanan dengan merek yang terkenal klasik atau bermutu tinggi untuk disuguhkan kepada tamu mereka. Sebaliknya, masyarakat dengan SSE menengah ke atas, tidak menyajikan produk dengan merek tertentu, terutama yang sudah dikenal secara massal.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa partisipan dengan status sosial-ekonomi bawah (SSE-bawah) lebih tertarik dengan makanan etnis yang “familiar”. Makanan khas yang paling umum disebutkan oleh para partisipan adalah makanan khas dari Cina dan Yunani sedangkan di urutan ketiga, partisipan menyebutkan makanan khas dari India. Kemudian, cukup banyak partisipan dengan status sosial-ekonomi menengah (SSE-menengah) dan tinggi (SSE-atas) yang menyebutkan makanan khas dari Thailand dan Vietnam sedangkan partisipan SSE-bawah sama sekali tidak menyebutkan
makanan khas dari kedua daerah ini.
Berdasarkan beberapa bagian di atas dapat dikatakan bahwa selera masyarakat sosiekonomi kelas bawah dapat dipengaruhi oleh biaya, ketersediaan, keinginan untuk mengkonsumsi produk yang sudah dikenal. Secara singkat selera masyarakat sosiekonomi kelas bawah dipengaruhi oleh kebutuhan. Menurut masyarakat sosial-ekonomi kelas bawah, mengkonsumsi makanan yang menyehatkan sangat diinginkan, namun seringkali makanan yang sehat tidak terjangkau bagi mereka.
Untuk lebih lengkap terkait jurnal penelitian Baumann, maka sobat pangan dapat mengunduhnya disini ya.
http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1469540517717780
Sampai jumpa di postingan berikutnya, ya sobat! selamat membaca!
Hari ini aku mau bahas mengenai penelitian terkait preferensi pangan pada masyarakat status sosial ekonomi (SSE) bawah. Penelitian ini dilakukan di Kanada oleh Baumann, dkk. di tahun 2017 dengan judul penelitian "Understanding the food preferences of people of low socioeconomic status".
Analisis yang dilakukan mulai dari bagaimana mereka menentukan makanan yang menjadi makanan ideal mereka hingga bagaimana mereka memberikan alasan tentang preferensi makanan mereka. Sebuah studi AS tentang konsumsi makanan SSE bawah menemukan bahwa responden cenderung membeli makanan yang kurang sehat (menghindari makanan dengan biaya lebih tinggi) dan memprioritaskan konsumsi daging. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara SSE dan konsumsi makanan sangat kompleks dan menentang stereotip populer. Misalnya, makanan cepat saji dikonsumsi secara teratur oleh orang-orang dari seluruh spektrum kelas di Amerika Serikat, dan dalam beberapa penelitian, hal itu berhubungan positif dengan pendapatan. Sementara stereotip orang miskin yang tidak berpendidikan lebih memilih pilihan yang tidak sehat.
Sesuai dengan konsep Bourdieu mengenai selera akan kebutuhan, dalam penelitian ditemukan adanya hubungan antara keberlimpahan dengan jamuan makan pada responden SSE bawah. Responden banyak menggunakan kata-kata sifat seperti “besar” dan “banyak” untuk mendeskripsikan makanan yang diinginkan.
Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat dengan status sosial-ekonomi (SSE) bawah cenderung lebih memilih produk dengan merek tertentu. Contohnya, lebih dari seperempat responden dari kalangan SSE bawah memilih untuk membuat tamu mereka terkesan dengan menyajikan makanan dengan merek tertentu. Mereka akan memilih makanan dengan merek yang terkenal klasik atau bermutu tinggi untuk disuguhkan kepada tamu mereka. Sebaliknya, masyarakat dengan SSE menengah ke atas, tidak menyajikan produk dengan merek tertentu, terutama yang sudah dikenal secara massal.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa partisipan dengan status sosial-ekonomi bawah (SSE-bawah) lebih tertarik dengan makanan etnis yang “familiar”. Makanan khas yang paling umum disebutkan oleh para partisipan adalah makanan khas dari Cina dan Yunani sedangkan di urutan ketiga, partisipan menyebutkan makanan khas dari India. Kemudian, cukup banyak partisipan dengan status sosial-ekonomi menengah (SSE-menengah) dan tinggi (SSE-atas) yang menyebutkan makanan khas dari Thailand dan Vietnam sedangkan partisipan SSE-bawah sama sekali tidak menyebutkan
makanan khas dari kedua daerah ini.
Berdasarkan beberapa bagian di atas dapat dikatakan bahwa selera masyarakat sosiekonomi kelas bawah dapat dipengaruhi oleh biaya, ketersediaan, keinginan untuk mengkonsumsi produk yang sudah dikenal. Secara singkat selera masyarakat sosiekonomi kelas bawah dipengaruhi oleh kebutuhan. Menurut masyarakat sosial-ekonomi kelas bawah, mengkonsumsi makanan yang menyehatkan sangat diinginkan, namun seringkali makanan yang sehat tidak terjangkau bagi mereka.
Untuk lebih lengkap terkait jurnal penelitian Baumann, maka sobat pangan dapat mengunduhnya disini ya.
http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1469540517717780
Sampai jumpa di postingan berikutnya, ya sobat! selamat membaca!
Comments
Post a Comment