[Review Jurnal] Perubahan Perilaku Konsumsi akibat Krisis 2008 di Denmark

Halo sobat pangan semua!

Entri kali ini akan membahas adanya perubahan perilaku konsumsi yang terjadi oleh masyarakat Denmark di tahun 2008 akibat adanya krisis ekonomi.

Tahun 2008, Denmark mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan terjadinya PHK dan perekonomian yang menurun drastis. Sejak tahun 2008 hingga 2013, persentase pengangguran meningkat dari 3,5% menjadi 7,1%. Selain itu, upah standar pegawai juga mengalami penurunan sebesar 5,5% setelah krisis ekonomi menyerang.

Adanya krisis ekonomi tersebut menyebabkan masyarakat Denmark harus menyesuaikan keadaan, salah satunya dengan melakukan perubahan perilaku konsumsi. Jurnal oleh Nielsen dan Holm di tahun 2016 (bab 3 dalam buku Food Practices and Social Inequality (penulis: Jennifer Smith Maguire), membahas perubahan perilaku konsumsi didasari oleh teori Bauman.

Teori Bauman terdiri atas 2 istilah, yakni
1. Vagabondic
2. Touristic

Vagabondic terdiri atas masyarakat yang merasakan adanya keterpaksaan dalam bertindak. Kaum ini umumnya terdiri atas masyarakat kelas sosio-ekonomi rendah. Sedangkan, touristic terdiri atas masyarakat yang bertindak atas kebebasan dan adanya keinginan dari diri sendiri. Umumnya, kaum ini terdiri atas masyarakat dari kelas sosio-ekonomi tinggi/ kalangan elit.

Ketika terjadi krisis ekonomi yang menyerang, terdapat berbagai cara penyesuaian yang dilakukan, salah satunya dengan menghemat uang dalam membeli bahan baku pangan. Bagi kaum vagabondic, perilaku hemat diartikan sebagai perilaku atas keterpaksaan. Ketika harga produk yang diinginkan mahal, umumnya mereka akan menunggu hingga harga barang turun dan membelinya pada saat itu. Lain halnya dengan kaum vagabondic, bagi kaum touristic, perilaku menghemat dapat mengajarkan masyarakat untuk mengeksplorasi dan berpikir kreatif dalam mengolah bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu pangan yang enak.

Meski dilihat dari 2 istilah dalam teori Bauman, namun perubahan perilaku konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat Denmark menghasilkan perubahan yang sama walaupun dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa memang pasti akan terjadi perubahan perilaku konsumsi ketika krisis ekonomi terjadi. Berikut adalah contoh perilaku penyesuaian yang umum dilakukan oleh masyarakat ketika menghadapi krisis ekonomi:
1. Membeli bahan baku dan bahan masak dengan harga murah
2. Mengurangi sampah makanan
3. Melakukan penyimpanan makanan secara maksimal
4. Mengutamakan kebutuhan pokok ketimbangan kebutuhan tersier, seperti untuk wisata

Sekian entri saya hari ini. Jika ada saran atau komentar untuk entri berikutnya bisa sobat pangan tinggalkan di kolom komentar ya. Sampai jumpa di entri selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Table Manner Course at Soll Marina Serpong

Kisah Dibalik Tradisi Tionghua: SAMSENG

Hasil Uji Laboratorium Keripik Pisang BONANO - PIRT